Mengangkat tangan dalam berdoa merupakan etika yang paling agung dan memiliki keutamaan mulia serta penyebab terkabulnya doa.
Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia
malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya)
dikembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Sunan Abu
Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No.1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa
13/68. Musnad Ahmad 5/438. Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu
Daud].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa lafazh hayyun
berasal dari lafazh haya' yang bermakna malu. Allah memiliki sifat malu
yang sesuai dengan keagungan dzat-Nya kita beriman tanpa menggambarkan
sifat tersebut. Lafazh kariim yang berarti Maha Memberi tanpa diminta
dan dihitung atau Maha Pemurah lagi Maha Memberi yang tidak pernah habis
pemberian-Nya, Dia dzat yang Maha Pemurah secara mutlaq. Lafazh an
yarudahuma shifron artinya kosong tanpa ada sesuatu. [Mur'atul Mafatih
7/363]
Dari Anas Radhiyalahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam tidak berdoa dengan mengangkat tangan kecuali dalam
shalat Istisqa. [Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa' 2/12. Shahih Muslim,
kitab Istisqa' 3/24].
Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa
hadits tersebut tidak menafikan berdoa dengan mengangkat tangan akan
tetapi menafikan sifat dan cara tertentu dalam mengangkat tangan pada
saat berdoa, artinya mengangkat tangan dalam doa istisqa' memiliki cara
tersendiri mungkin dengan cara mengangkat tangan tinggi-tinggi tidak
seperti pada saat doa-doa yang lain yang hanya mengangkat kedua tangan
sejajar dengan wajah saja.
Berdoa dengan mengangkat tangan
hingga sejajar dengan kedua pundak tidaklah bertentangan dengan hadits
di atas sebab beliau pernah berdoa mengangkat tangan hingga kelihatan
putih ketiaknya, maka boleh mengangkat tangan dalam berdoa hingga
kelihatan ketiaknya, akan tetapi di dalam shalat istisqa dianjurkan
lebih dari itu atau mungkin pada shalat istisqa kedua telapak tangan
diarahkan ke bumi dan dalam doa selainnya kedua telapak tangan diarahkan
ke atas langit.
Imam Al-Mundziri mengatakan bahwa jika
seandainya tidak mungkin menyatukan hadits-hadits diatas, maka pendapat
yang menyatakan berdoa dengan mengangkat tangan lebih mendekati
kebenaran sebab banyak sekali hadits-hadits yang menetapkan mengangkat
tangan dalam berdoa, seperti yang telah disebut Imam Al-Mundziri dan
Imam An-Nawawi dalam Syarah Muhadzdzab dan Imam Al-Bukhari dalam kitab
Adabul Mufrad. Adapun hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari 'Amarah
bin Ruwaibah bahwa dia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat tangan dalam
berdoa, lalu mengingkarinya kemudian berkata : "Saya melihat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lebih dari ini sambil mengisyaratkan
jari telunjuknya. Imam At-Thabari meriwayatkan dari sebagian salaf
bahwa disunnahkan berdoa dengan mengisyaratkan jari telunjuk. Akan
tetapi hadits di atas terjadi pada saat khutbah Jum'at dan bukan berarti
hadits tersebut menafikan hadits-hadits yang menganjurkan mengangkat
tangan dalam berdoa. [Fathul Bari 11/146-147].
Akan tetapi
dalam masalah ini terjadi kekeliruan, sebagian orang ada yang berlebihan
dan tidak pernah sama sekali mau meninggalkan mengangkat tangan, dan
sebagian yang lainnya tidak pernah sama sekali mengangkat tangan kecuali
waktu-waktu khusus saja, serta sebagian yang lain di antara keduanya,
artinya mengangkat tangan pada waktu berdoa yang memang dianjurkan dan
tidak mengangkat tangan pada waktu berdoa yang tidak ada anjurannya.
Imam Al-'Izz bin Abdussalam berkata bahwa tidak dianjurkan mengangkat
tangan pada waktu membaca doa iftitah atau doa diantara dua sujud. Tidak
ada satu haditspun yang shahih yang membenarkan pendapat tersebut.
Begitupula tidak disunahkan mengangkat tangan tatkala membaca doa
tasyahud dan tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan kecuali
waktu-waktu yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam untuk mengangkat tangan. [Fatawa Al-Izz bin Abdussalam hal. 47].
Syaikh Bin Baz berkata bahwa dianjurkan berdoa mengangkat tangan karena
demikian itu menjadi penyebab terkabulnya doa, berdasarkan hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya Tuhan
kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu kepada hamba-Nya yang
mengankat kedua tangannya (meminta-Nya), Dia kembalikan dalam keadaan
kosong tidak mendapat apa-apa". [Hadits Riwayat Abu Dawud].
Dan sanda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Baik tidak menerima kecuali yang
baik dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman
seperti memerintahkan kepada para rasul".
Allah berfirman.
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah". [Al-Baqarah : 172].
Dan firman Allah : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mukminuun : 51]
Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang lusuh mengangkat kedua
tangannya ke arah langit berdoa : 'Ya Rabi, ya Rabbi tetapi makanannya
haram, minumannya haram dan pakaiannya haram serta darah dagingnya
tumbuh dari yang haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan .?" [Shahih
Muslim, kitab Zakat 3/85-86]
Tidak dianjurkan berdoa mengangkat
tangan bila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengangkat
kedua tangannya pada waktu berdoa seperti berdoa pada waktu sehabis
salam dari shalat, membaca doa di antara dua sujud dan membaca doa
sebelum salam dari shalat serta pada waktu berdoa dalam khutbah Jum'at
dan Idul fitri, tidak pernah ada hadits yang menyebutkan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat tangan pada waktu
waktu tersebut.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
panutan kita dalam segala hal, apa yang ditinggalkan dan apa yang
dilaksanakan semuanya suatu yang terbaik buat umatnya, akan tetapi jika
dalam khutbah Jum'at khatib membaca doa istisqa', maka dianjurkan
mengangkat tangan dalam berdoa sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Rasulullah Shallallah 'alaihi wa sallam. [Shahih Al-Bukhari, bab
Istisqa', bab Jamaah Mengangkat Tangan Bersama Imam 2/21].
Dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa setelah shalat sunnah tetapi
lebih baik jangan rutin melakukannya karena Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam tidak rutin melakukan perbuatan tersebut dan
seandainya demikian, maka pasti kita menemukan riwayat dari beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam terlebih para sahabat selalu menyampaikan
segala tindakan dan ucapan beliau baik dalam keadaan mukim atau safar.
Adapun hadits yang berbunyi :
"Artinya : Shalat adalah ibadah yang membutuhkan khusyu' dan berserah
diri, maka angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah : Ya Rabbi, ya
Rabbi". [Hadits Dhaif, Fatawa Muhimmmah hal. 47-49].
Dan tidak
dianjurkan mengangkat tangan dalam membaca doa thawaf sebab Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkali-kali melakukan thawaf tidak ada
satu riwayatpun yang menjelaskan bahwa beliau berdoa mengangkat tangan
pada saat thawaf.
Sesuatu yang terbaik adalah mengikuti ajaran
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sesuatu yang terburuk
adalah mengikuti perbuatan bid'ah.
Cara Mengangkat Tangan Dalam Berdoa.
Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah
kedua tangan diangkat hingga sejajar dengan kedua pundak, dan
beristighfar berisyarat dengan satu jari, adapun ibtihal (istighasah)
dengan mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. [Sunan Abu Daud, bab
Witir, bab Doa 2/79 No. 14950. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih
Sunan Abu Daud].
Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata bahwa saya
melihat Ibnu Umar berdoa di Al-Qashi dengan mengangkat tangannya hingga
sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua telapak tangannya dihadapkan ke
arah wajahnya. [Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/147.
Dinisbatkan kepada AL-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad tetapi tidak
ada].
Ketahuilah Bahwa Doa Istisqa' Memiliki Dua Cara
Pertama.
Mengangkat kedua tangan dan mengarahkan kedua telapak tangan ke wajah,
berdasarkan dari Umair Maula Abi Al-Lahm bahwa dia melihat Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa istisqa di Ahjari Zait dekat dengan
Zaura' sambil berdiri mengangkat kedua telapak tangannya tidak melebihi
di atas kepalanya dan mengarahkan kedua telapak tangan ke arah
wajahnya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa'
1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud
1/226 No. 1035].
Kedua
Mengangkat tagan tinggi-tinggi dan
mengarahkan luar telapak tangan ke arah langit dan dalam telapak tangan
ke arah bumi. Dari Anas bahwa beliau melihat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam berdoa saat istisqa dengan mengangkat tangan
tinggi-tinggi dan mengarahkan telapak tangan sebelah dalam ke arah bumi
hingga terlihat putih ketiaknya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab
Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035].
sekian nih postingan dari saya,semoga bermanfaat ya gan. :)