Nama
James Sidis nyaris luput dari hingar bingar pemberitaan tentang para
jenius di jagat ilmu pengetahuan. Kejeniusannya sesungguhnya tidak
kurang dari Einstein, Edison, Mozart, Da Vinci dan lainnya. Sidis di
usia 1 tahun 6 bulan sudah
bisa membaca New York Times, pada usia 8 tahun sudah dapat menguasai 8
bahasa dan Ia juga menulis beberapa buku tentang anatomi dan astronomi.
Tak ayal pada saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar.
Kemampuan
Sidis dalam berbahasa pun konon amatlah dahsyat. Bayangkan saja Ia bisa
mempelajari bahasa baru hanya dalam satu hari hingga total sekitar 200
bahasa di dunia dikuasainya
Kehebatan Sidis berlanjut saat di usia 11 tahun diterima di kelas anak berbakat Harvard University dan lulus cumlaude sebagai
sarjana matematika di usia 16. Selanjutnya Ia melanjutkan kuliahnya
namun sempat tersendat karena dibully oleh sekelompok mahasiswa yang
tidak menyukainya. Di usia 17 Sidis menerima tawaran sebagai asisten
dosen sambil melanjutkan ke program doktor namun sayang Ia tidak
menyelesaikan studinya dengan alasan merasa frustasi oleh sistem pembelajaran dan perlakuan kakak kelasnya. Saat itu Ia sempat mengeluh, “ Aku
tidak tahu kenapa mereka memberiku pekerjaan ini dan menempatkanku
sebagai orang spesial, aku sebenarnya tidak layak sebagai dosen. “
Di tahun 1919, Sidis ditangkap dan ditahan selama 18 bulan karena keterlibatannya dalam demo Socialist May Day di Boston.
Saat itu Ia membuat pernyataan menentang wajib militer pada perang
Dunia I. Penangkapannya itu sempat menghebohkan media masa sebagaimana
saat Ia mengawali kiprahnya sebagai bocah jenius.
Sejak
keluar dari penjara, Sidis kemudian menghilang bak ditelan bumi dan
setelah sekian lama jejaknya terendus oleh seorang reporter yang bertemu
dengan seorang pemulung besi tua nan papa, ternyata dialah ‘ William
James Sidis. ‘
Ada satu pelajaran dari kisah tragis James Sidis, Ia
telah menjadi obyek dari eksperimen Boris Sidis sang ayah yang seorang
psikolog. Boris telah menerapkan sistem pendidikan model baru kepada
James demi menyanggah sistem pendidikan konvensional yang dianggap
sebagai biang keladi kejahatan. Sayangnya
mental Sidis tidak tahan atas perlakuan lingkungan terhadapnya dan Ia
pun merasa lelah menjadi proyeksi dari ambisi sang ayah hingga ingin
melepaskan diri dari bayang-bayang sang ayah.
William James Sidis, tokoh jenius dengan IQ antara 250-300 dan memiliki banyak
minat di berbagai bidang pengetahuan (kedokteran, matematika,
astronomi, hukum, mesin, sipil, bahasa dll.) akhirnya meninggal di usia
46 tahun karena pendarahan di otak dan sayangnya Ia belum banyak
menyumbangkan ilmunya untuk kemaslahatan umat manusia.
Judul : Kisah Tragis Manusia Paling Pintar di Dunia
Deskripsi : Nama James Sidis nyaris luput dari hingar bingar pemberitaan tentang para jenius di jagat ilmu pengetahuan. Kejeniusannya sesungguhnya t...